Puisi : Keberadaan

Oleh : Rezha Aditya M.*

Matahari itu pasti akan selalu bersinar tanpa diminta
Dan Bulan pun akan selalu menggantikannya dengan tanpa ada yang memperhatikannya
Pelangi pun akan selalu muncul ketika reaksi itu bertemu
Dan Hujan pun turun ketika unsur-unsur di langit saling bertabrakan

Namun ketika Mereka hanya dianggap sebuah siklus
Hanya sebuah pembiasaan, dan menjadi terbiasa
Mereka hanyalah sebuah benda yang tak terlihat
Mata secara fisik maupun mata hati

Sebuah pernyataan keberadaan adalah keniscayaan yang terjadi
Bukan untuk popularitas dan dianggap ada
Namun sebuah timbal balik sebuah kerja,
Yaitu kepercayaan

Seringkali kita mengelak, dan berkata
Mereka itu ada di hati, tidak perlu diucapkan dengan indah
Bukankah hati milik pribadi, dan itu caraku menjaga untuknya
Tapi pernahkah meneropong hati mereka?
Ketika mereka ingin dianggap secara kasat mata

Berbeda itu pasti
Namun bagaimana kita memahaminya
Adalah kekuatan terindah dari suatu kata
Komitmen, diantara kita dan amanah.

——————————————————————————–

*Penulis adalah Anggota Aktif FLP Yogyakarta

Puisi: Sajak Hati Pejuang Negeri

by: Zaenab Fitria (Guru)

love2

Negeriku katanya makmur kaya melimpah harta
Negeriku katanya subur tanah dan hutannya
Negeriku katanya makmur sesuatu yang namanya sumber daya
Negeriku katanya subur semua benih ditancap tumbuh berjaya

Katanya negeriku zamrud khatulistiwa yang bila dilihat dari langit lautan hijau membentang
Katanya negeriku tanah surga yang menumbuhkan segala jenis pohon dan tumbuhan
Katanya negeriku tanah surga yang jala dan kail cukup menghidupi tujuh turunan
Katanya negeriku subur makmur kaya. Gemah ripah loh jinawi. Rakyat tentram damai sejahtera.

Nyatanya negeriku negeri para bedebah penuh tikus yang bersarang di kursi-kursi wakil rakyat
Nyatanya negeriku negeri di ujung tanduk sekali sentil langsung ambruk
Nyatanya negeriku negeri di puncak ombak yang terseret arus badai

Ternyata masih ada yang peduli pada negeriku
Ternyata masih ada yang ingin berjuang bagi negeriku
Ternyata masih ada yang mau merekonstruksi negeriku
Ternyata masih ada yang akan menerjang badai penghancur negeriku
Ternyata masih ada yang siap menangkis tusukan terhadap negeriku
Ternyata masih ada
Ternyata masih banyak
Putera puteri bangsa yang setia
Putera puteri bangsa yang cinta

Jalan kau berat beriak bergulung melebihi dahsyatnya ombak badai
Tapi kau punya saudara seperjuangan di seluruh penjuru bumi pertiwi
Satu dalam doa dan asa
Meski tak bersua dalam usaha
Semoga suatu saat nanti kita berjumpa
Di ujung kemenangan negeri

Puisi: Suara Jelata Punya Kuasa

by: Zaenab Fitria

WinVgy6m

Kami rakyat jelata
Kami tak miliki kuasa
Suara kami berjuta
Tapi dikebiri yang punya tahta

Kami rakyat jelata
Kami tak miliki suara
Kuasa kami berjuta
Tapi dikencingi yang punya harta

Kami rakyat jelata
Kami tak miliki etika
Adat kami dirampas kuasa
Tak ada lagi kehendak tersuara

Kami rakyat jelata
Seharusnya kamilah penguasa
Kalian di sana hanya karena kami punya suara
Tapi kenapa kini kalian memerkosa

Kami rakyat jelata
Kami punya suara
Kami punya kuasa
Tapi kami tak punya negara

Puisi: Opini Publik

by: Zaenab Fitria

opini public

Kami lihat kami percaya
Kami dengar kami bersuara
Kami tahu kami bicara

Kami tahu apa yang mereka ingin kami kira
Kami yakin apa yang mereka ingin kami percaya
Kami bicara apa yang mereka ingin kami bersuara
Kami dukung apa yang mereka inginkan kami bela
Kami sambut apa yang mereka ingin kami bawa

Mengerikan
Sungguh mengerikan
Kami tak pernah tahu kebenaran
Segala relikui konspirasi mencekam
Mengintai tanpa tameng laiknya kematian
Tak ada putih tak ada hitam
Tak ada fakta senang maupun fatwa kelam
Yang ada hanya rambatan kabut ketakpastian
Tebal menyelimuti hidup yang kejam
Sungguh mengerikan
Mengerikan